PEMERINTAH Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menolak keras aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Hulu Tobayagan.
Sikap ini disampaikan langsung oleh Bupati Bolsel, Iskandar Kamaru, di hadapan massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan warga setempat.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor pemerintah daerah, Iskandar didampingi Sekretaris Daerah Bolsel dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang ilegal tersebut, terutama yang menggunakan alat berat seperti ekskavator.
“Kerusakan ekosistem akibat PETI di Hulu Tobayagan sudah sangat memprihatinkan. Pemerintah tegas menolak aktivitas ini karena dampaknya tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar,” tegas Iskandar.
Menurutnya, pihak pemerintah daerah tidak akan tinggal diam. Mereka siap mengambil langkah konkret untuk memberantas tambang ilegal ini, termasuk menggandeng masyarakat dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Kami sudah berdiskusi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara untuk memastikan ada tindakan nyata dalam menangani masalah ini. Kami berkomitmen melindungi Bolsel dari kerusakan lingkungan akibat PETI,” ujar Iskandar lagi.
Di sisi lain, aliansi Masyarakat Tobayagan Bersatu bersama sejumlah mahasiswa menggelar aksi di depan gedung DPRD Bolsel.
Mereka meminta dukungan konkret dari para wakil rakyat untuk memperkuat langkah pemerintah daerah dalam memberantas aktivitas tambang ilegal.
Koordinator aksi menyampaikan bahwa kerusakan lingkungan di Hulu Tobayagan telah mengancam kehidupan warga yang bergantung pada sumber daya alam. Mereka berharap DPRD Bolsel segera merumuskan kebijakan yang sejalan dengan sikap tegas bupati. (Rmd)