KERJA keras Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam menangani stunting menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan data aplikasi sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 dan 2023, serta aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri, terlihat bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Bolsel mengalami penurunan signifikan dari 5,21% menjadi 3,07%.
Detailnya menunjukkan bahwa 5 kecamatan mengalami penurunan prevalensi stunting, dengan Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur menonjol dengan penurunan yang signifikan. Sekretaris Daerah M. Arvan Ohy SSTP, MAP, menjelaskan bahwa pencapaian ini hasil dari kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melalui program dan kegiatan dengan pembiayaan APBD 2023 sebesar Rp. 24.785.676.745.
Arvan menyoroti keterlibatan pemerintah desa dengan pembiayaan APBDes sebesar Rp. 4.656.362.710, serta peran aktif Komunitas, Organisasi Masyarakat, Perusahaan swasta, dan masyarakat filantropi melalui program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS).
Program Intervensi perusahaan JRBM juga turut berkontribusi di dua kecamatan.
Dengan masuknya Aksi Integrasi Percepatan Penurunan Stunting pada Aksi 7 – Pengukuran dan Publikasi, Sekda Arvan berharap agar persentase prevalensi stunting terus menurun. Target nasional dalam RPJMN yang mencapai 14% di tahun 2024 menjadi tantangan bersama.
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bekerja keras dan bersatu padu dalam mewujudkan penurunan stunting di Bolsel. Mari bersama-sama ‘gas full’ demi mencapai target nasional 14% di tahun 2024,” ajak Arvan, Panglima ASN Bolsel. (Adv/Rmd)