MAFIA PETI di Hulu Tobayagan dan Hulu Dumagin, Kabupaten Bolsel terus mencuri perhatian masyarakat dengan kegiatan ilegal yang semakin terang-terangan.
Nama-nama seperti Kunu Makalalag, Rukly Makalalag, Hani Budiman, dan Gloria Lamora telah mencuat dan diduga menjadi dalang di balik serangkaian kegiatan ilegal ini.
Namun, di antara keempat terduga mafia tambang yang disebutkan, Gloria Lamora alias Ci Glori akhirnya memberikan klarifikasi terkait isu ini.
Usai redaksi butola.id berusaha mengonfirmasi langsung, Ci Glori akhirnya merespons pesan dan memberikan keterangan terkait keterlibatannya dalam aktivitas tambang ilegal di Hulu Tobayagan dan Dumagin.
Pada Kamis, 15 Juni 2023, kembali mencoba menghubungi Ci Glori melalui telepon seluler dan pesan WhatsApp, namun belum mendapatkan tanggapan.
Karena itu, pemberitaan tentang Ci Glori didasarkan pada sumber sepihak dari narasumber di lapangan.
Namun, pada Sabtu, 17 Juni 2023, Ci Glori akhirnya membalas pesan dan memberikan penjelasan mengenai keterkaitannya dengan aktivitas ilegal di wilayah tersebut.
“Dalam tahun 2020, kami hanya ditugaskan untuk membawa tim geologis dari Jakarta untuk melakukan eksplorasi guna pengurusan izin di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Setelah itu, saya tidak terlibat dalam kegiatan penambangan di Bolsel hingga saat ini,” tulis Ci Glori melalui pesan WhatsApp.
Meskipun keterlibatan Ci Glori di wilayah upper/UTO Hulu Tobayagan masih belum jelas, pada tahun 2020 dan 2021, istri Sultan Paris Superstore ini memang pernah melakukan eksplorasi di Hulu Tobayagan dengan menggunakan alat berat.
Namun, walaupun saat ini Ci Glori membantah perannya dalam aktivitas PETI di Bolsel, ia tidak menampik keterlibatannya dalam kegiatan pertambangan di Lanut, Kabupaten Boltim.
“Iya, betul! KUD Nomontang. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal tersebut, silakan langsung ke Lanut karena di sana terdapat kantor KUD,” ungkapnya.
Dengan pernyataan Ci Glori ini, masyarakat semakin penasaran dengan keberadaan terduga mafia tambang lainnya seperti Kunu Makalalag, Rukly Makalalag, dan Hani Budiman.
Hingga saat ini, keberadaan terduga mafia tambang lainnya masih menjadi tanda tanya besar.
Upaya untuk mendapatkan konfirmasi dari mereka belum membuahkan hasil. Apakah mereka terlibat dalam aktivitas ilegal ini?
Apa peran dan keterlibatan mereka dalam jaringan mafia PETI? Semua pertanyaan ini masih membutuhkan jawaban yang jelas.
Walaupun keberadaan Ci Glori memberikan sedikit kejelasan mengenai dirinya, namun belum cukup untuk mengungkap seluruh rahasia yang terkait dengan mafia PETI Tobayagan. ***